This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Wednesday, March 7, 2012

SENI TRADISIONAL BANTEN : RUDAT

SENI RUDAT
     A.  Pengertian Seni Rudat
Secara etimologis rincian istilah rudat belum ditemukan secara jelas, namun menurut Iyus Rusyana istilah ini bisa dicari dan bahasa Arab Rudatun yang artinya taman bunga, dalam hal ini berarti bunganya pencak. Sedangkan menurut Enoch Atmadibrata,


Rudat adalah salah satu jenis kesenian yang didalamnya terdapat bentuk tarian yang diiringi oleh musik terbangan dimana unsur tarinya banyak unsur agama, seni bela din dan seni suaranya. Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa Rudat adalah sejenis kesenian tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren. Seni Rudat merupakan paduan seni gerak dan vokal diiringi tabuhan ritmis dan waditra sejenis terbang. Syair-syair yang terkandung dalam nyanyiannya bernafaskan keagamaan yaitu puji-puji yang mengagungkan Allah, shalawat pada Rasul dengan tujuan utama untuk lebih menebalkan iman masyarakat terhadap agama Islam dan kebesaran Allah. Dengan demikian seni Rudat adalah paduan seni gerak dan vokal yang diiringi musik terbangan di mana di dalamnya terdapat unsur keagamaan, beladiri dan seni suara.
B.        Fungsi Seni Rudat
Pertunjukan seni terbangan (termasuk Rudat) pada mulanya bertujuan untuk penyebaran agama Islam yang dilaksanakan pada setiap acara:
a. Mauludan, yaitu upacara memperingati han lahirnya Nabi Muhammad SAW
b. Rajaban, yaitu memperingati Isra Miraj
c. Han Raya Idhul Fitri
d. Han Raya Idhul Adha
Seni Rudat sendiri bertujuan untuk mendidik masyarakat agar menjadi manusia yang bermoral tinggi berlandaskan agama Islam dengan mendekatkan din kepada Allah SWT sehingga terwujud manusia berbudaya, berbudi pekerti luhur disertai keimanan yang kuat. Pada perkembangan berikutnya seni Rudat biasa dipertunjukan dalam acara-acara:
a)      Sarana hiburan di lingkungan pesantren.
b)      Sarana acara hiburan dalam upacara perkawinan atau khitanan.
c)       Dipakai untuk menjemput para Sultan/tamu-tamu.
d)      Sarana dawah dalam penyebaran agama Islam.
Di Banten sekarang ini, Seni Rudat berfungsi pula sebagai hiburan ketika upacara pernikahan, yaitu ketika mengiring pengantin terutama saat menjemput pengantin pria. Juga dilakukan pada saat khitanan yaitu ketika mengarak anak yang disunat ke tempat pemandian dan bahkan sekarang berkembang menjadi seni hiburan rakyat.

C.        Sejarah Perkembangan Sent Rudat
Perkembangan Seni Rudat tidak terlepas dan upaya penyebaran agama Islam oleh Wali Sanga. Diantaranya Sunan Gunung Jati yaitu Syarif Hidayatullah. Semasa hidupnya Sunan Gunung Jati rnenyebarkan agama Islam di Jawa Barat (dan Banten) dibantu oleh murid-muridnya, pada tahun 1450-1500 M ketika sebagian besar penduduk masih beragama Hindu, beliau mengutus lima utusan dan Cirebon yaitu Sacapati, Madapati, Jayapati, Margapati dan Warga Kusumah. Atas petunjuk Sunan Gunung Jati diharuskan mengembangkan agama Islam diantaranya dengan pertunjukan kesenian yang meniru kesenian di tanah Mekah yaitu Genjring yang terbuat dan potongan-potongan kayu. Setelah terbentuk dinamakan
Terebang maksudnya untuk menghubungkan batiniah antara manusia deñgan Tuhan-.nya yaitu Allah SWT yang menguasai dan menciptakan alam semesta beserta isinya. Alat yang dibuat waktu itu baru satu buah, maka dengan bantuan murid-muridnya dibuat lagi empat sehingga berjumlah lima yang merupakan simbol rukun Islam. Selain itu dibuat lagi satu sebuah kendang besar sebagai pelengkap karena dengan kelima waditra itu dirasakan belum lengkap. Dengan demikian jumlah nayaga pun berjumlah enam orang (I.Soleh, 1976, h.3 Riwayat Singkat Seni Sunda Terebang).
Seni Rudat di Banten sudah ada sejak abad XVI sejak jaman Sultan Ageñg Tirtayasa dan kemudian berkembang di pesantrenpesantren sebagai hiburan atau pergaulan para santri di waktu senggangnya dengan nyanyian yang isinya memuji kebesaran Allah SWT sambil menari dengan gerak pencak silat. Tarian ini dilakukan oleh lakilaki pada mulanya, tapi sekarang di Banten dilakukan pula oleh wanita. Dalam perkembangannya, Seni Rudat menjadi seni pertunjukan yang dapat dilaksanakan ketika upacara menyambut han ulang tahun kemerdekaan, upacara pernikahan, khitanan maupun hiburan rakyat lainnya.


Seni Rudat


D.        Para Pemain dan Waditra Seni Rudat
Jumlah pemain Rudat berkisar antara 12 sampai 24 orang mulai dan orang yang menabuh waditra / alat sampai sebagai penari dan sebagai penyanyi. Waditra yang digunakan terbuat dan bahan-bahan yang ada di lingkungan, jenis waditranya adalah seperti di bawah ini:
Ketimpring, berbentuk bulat seperti tempayan, terbuat dan kayu dan kulit kerbau, dengan ukuran muka ganis tengahnya 36 cm, belakang garis tengahnya 26 cm dan tingginya 18 cm, ketebalan kayu 1 cm, ditambah kencringan antara 2 sampai 3 buah. Cara menggunakan alat ini dengan dipukul.
Tojo, berbentuk bulat seperti tempayan, terbuat dan kayu dan kulit kerbau, dengan ukuran muka garis tengahnya 37 cm, belakang garis tengahnya 26 cm tingginya 18 cm, dengan ketebalan kayu 1 cm, kencringan berjumlah 2 sampai 3 buah. Cara menggunakan alat ini dengan dipukul sebagai pokok lagu atau melodi.
Nganak, berbentuk bula seperti tempayan, terbuat dan kayu dan kulit kerbau, dengan ukuran muka bergaris tengah 36 cm, belakang bergaris tengah 26 cm dengan tingginya 18 cm dengan ketebalan kayu 1 cm. Alat ini digunakan dengan cara dipukul secara kemprangan sebagai alat pengiring.
Gendrung, berbentuk bulat seperti tempayan, terbuat dan kayu dan kulit kerbau, memiliki ukuran muka dengan garis tengah 37 cm, dan garis tengah belakang 27 cm, tingginya 18 cm dengan ketebalan kayu 1 cm. Penggunaan alat ini dipukul secara kemprangan dengan tangan yang digunakan sebagai pengiring.
Jidor, berbentuk bulat seperti bedug, terbuat dan kayudan kulit kerbau. Ukuran garis tengah dan belakangnya 44 cm, dan tingginya 47 cm. Alat ini dipukul dengan pemukul khusus dan kayu.
Setiap alat dimainkan oleh seorang pemain. Pada saat Dertunjukan para pemain masuk dengan menghadap pada para Denonton dan berjejer ke belakang.'

E.         Pola Permainan Seni Rudat
Dan segi geraknya Rudat menggunakan gerakan silat, namun dalam rudat unsur tenaga tidak banyak mempengaruhi. Lagu rudat hampir sebagian besar bernafaskan keagamaan, diantara nyanyiannya adalah Ya Allah ya Robbuna, Sholatul minal maulay, Shollallahu ‘ala, Allah Allah dsb. Sedangkan gerakannya terdiri dan gerakan kaki yang serempak ketika melangkah ke depan, belakang dan samping yang melambangkan perlunya kesamaan langkah dan keserasian. Bentuk kareografi sederhana ini dilakukan dalam pola langkah gerak silat seperti berikut: Kaki terdiri dan gerak kuda-kuda, adeg-adeg masekon rengkuh, deku, depok dan lain-lain. Tangan terdiri dan gerak mengepal, tonjok, gibas, meupeuh, keprok, kepret. Kepala, mengikuti arah tangan bergerak yaitu ke depan, kekiri, ke kanan dan ke belakang.
Nama-nama gerak dalam Rudat diambil dan nama gerakan Pencak Silat seperti berikut:
a. Gerak Nonjok, yaitu kaki kanan langkah ke depan dengan posisi kuda-kuda, tangan kin mengepal di kedepankan ditonjokkan lurus ke depan. Tangan kanan di pinggang, dengan jan tangan mengepal, kepala lurus ke depan.
b. Gerak Pasang, yaitu kaki pasang ditempatkan dengan iosisi kuda-kuda, dan melangkah ke depan dengan posisi kuda-kuda pula. Tangan kanan ke depan nyiku membuat siku-siku 75o. Jari tangan kiri di depan dada dengan posisi tangan lengannya ditekuk. Pergelangan tangan dan jan tangan menghadap ke depan. Dalam gerakan ini maksudnya untuk berkelahi menghadapi lawan.
c. Gerak Gibas, yaitu kaki kanan tegak lurus dengan berat badan pada kaki kanan. Kaki kanan agak rengkuh (rendah), kaki kin diangkat membuat siku-siku. Tangan kanan ke bawah di atas kaki kin. Tangan kin menekuk dengan arah gerak ke kanan. Kepala ke arah kanan dan membalik langsung ke kiri.

F.         Busana Seni Rudat
Dalam menyajikan kesenian rudat penari menggunakan kostum seragam yang menandakan bahwa mereka harus hidup rukun dengan tetangga. Bentuk kostumnya terdiri dan: Busana Pria: Celana pangsi hitam, baju putih, kopiah, kain samping batik. Busana Wanita: Celana pangsi hitam, Baju putih, selendang, kain samping batik, dan tutup kepala.
6.7 Penyebaran dan Ketokoltan Seni Rudat
Tebaran Seni Rudat yang paling banyak di Propinsi Banten terdapat di Kabupaten Serang diantaranya bisa dilihat di Kecamatan Serang group Rudat Al Raudah, pimpinan H. Sunal Murad, dan Seni Rudat IKPK pimpinan Drs. Marhumi, Rudat Nursyamsu pimpinan Hudari, Jamiatul Fata Kebon Jahe pimpinan Sulaiman, Grup Kitapa pimpinan Tb. Ruchyat Zein, Rudat Mekar Jaya pimpinan M. Sape’i Di Kecamatan Ciruas terdapat Grup Rudat Pamong pimpinan Kasan dan Rudat Singamerta pimpinan Asad. Sedangkan di Kecamatan Waringin terdapat kelompok Rudat Grup pimpinan Mamun, di Kecamatan Kasemen terdapat Rudat Sukabela pimpinan Romli, di Kecamatan Cibeber terdapat Rudat Bentola pimpinan Mastar. Di Kecamatan Baros terdapat kelompok Rudat Nagara Tiis pimpinan Sidik, dan di Kecamatan Walantaka terdapat Kelompok Rudat Gapra pimpinan Samhudi. Sedangkan di Cilegon terdapat Kelompok Kesenian Rudat Bentola pimpinan Mastar, Kelompok Cibeber pimpinan Masdar dan kelompok Rudat Kadipaten pimpinan HM. Sulaeman.,




= Baca Juga =



SENI TRADISIONAL BANTEN : SENI PATINGTUNG

A. Maksud dan tujuan Seni Patingtung
Istilah Patingtung secara pasti belum diketahui berasal dan kata atau istilah apa, namun yang dipahami oleh masyarakat, kata Patingtung dapat diuraikan menjadi tiga buah suku kata, yaitu : p ting rung yang berasal dan Pk suara gendang kulanter atau iIpk (Kendang kecil yang diberdirikan), ThIg suara gendang jpjjjg (Kendang Kecil yang dibaringkan) dan Twig adalah suara kendang atau bedugyangbesar (Nenok, 2000:15).
Seni Patingtung gerak dasarnya didominasi oleh gerakan pencak silat, mulai dan gerakan pembukaan sampal penutupan. Oleh karena itu Seni Patingtung identik dengan pencak silat. Seni Patingtung biasanya disajikan baik secara tunggal, duet, maupun kelompok yang kadang-kadang diselingi dengan seni tari yang atraktif seperti tari piring atau debus. Jurus silat yang dijadikan dasar sama seperti jurus-jurus silat pada umumnya.

B. LatarBelakang Sejarah danFungsi Seni)-atingtung
Lahirnya Seni Patingtung tidak diketahui secara jelas, namun pada umumnya kelompok Seni Patingtung berkembang pada masyarakat Banten yang berbahasa Jawa. Menurut data dan informasi yang ada, sementara dapat disimpulkan bahwa munculnya Seni Patingtung bersamaan dengan masa berkembangnya zaman Kesultanan Banten sekitar tahun 1552 (Team Study Pengembangan Kesenian Tradisional Serang, 1992:68). Anggapan seperti itu muncul karena pada zaman Kesultanan Banten semua aspek kehdiupan masyarakatnya berkembang termasuk seni tradisional rakyat. Kemudian munculnya seni tradisional Banten tidak bisa dilepaskan den syiar Agama Islam yang dilakukan oleh para ulama dan tokoh agama.
Menurut cerita dan mulut ke mulut, Seni Patingtung muncul pada mulanya sebagai alat para ulama untuk mengumpulkan masyarakat, misalnyajika sudah waktunya shalat selalu ditabuh bedug atau gongyang bunyinya gong-gong, tung-tung, dan tong-tong. Dewasa ini Seni Patingtung telah berkembang sebagai seni pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan. Masyarakat sering menganggap pertunjukan Seni Patingtung sebagai ungicapan rasa syukur atas peristiwa penting, seperti khitanan, kawinan, dan sebagainya. Oleh karena itu Seni Patingtung itu dipertunjukkan setelah upacara-upacara penting itu selesai dilaksanakan dengan lancar dan selamat.

C. Pertunjukan Seni Patingtung
Urut-urutan pertunjukan Seni Patingtung dapat dikelompokan ke dalam tiga tahap, yaltu tahap sebelum pertunjukan, tahap pertunjukan dan tahap setelah pertunjukan.

a. Tahap sebelum pertunjukkan
Tahap sebelum pertunjukan adalah proses untuk mempersiapkan sarana, misalnya mempersiapkan tempat pertunjukkan dalam bentuk panggung. Ukuran panggung tempat pertunjukkan bervariasi, ada yang luas, ada yang disesuaikan dengan kondisi tempat dan kemampuan (ada yang dengan ulcuran panggung 6m lebar 4m dan tinggi panggung antara lm-2,5m). Panggung yang sudah dibuat kemudian dihias dengan berbagai bentuk janur dan buah-buahan seperti pisang dan spanduk. Selain itu juga disiapkan gamelan, lampu penerang, pengeras suara termasuk sesajen dalam bentuk:
1) Air teh manis
2) Airthepahit
3) Kopi pahit
4) Kopi manis
5) Kueh tujuh rupa
6) Telor ayam mentah, dan
7) Menyan

b. Tahap pertunjukan
Tahap pertunjukkan adalah tahap pelakonan seni Patingtung dalam bentuk tari karawitan, dan ketangkasan dalam memainkan alat sebelum pertunjukkan dimulai diawali dengan doa shalawat.
Pertunjungkan Patingtung biasanya dibuka dengan pertunjukkan tari tunggal yang diiringi dengan musik gembrung (musik trompet) dengan senggakan-senggakan dan lagu-lagu instrumental terompet seperti: Adem Ayem, Numpak Sado, Uti-Uti Un.
Pertunjukkan dilanjutkan dengan tarian sambutan yang dimainkan oleh dua orang penari dengan gerakan-gerakan berkelahi dengan tangan kosong. Biasanya ada selingan acara dalam bentuk bobodoran dengan model dialog dan tari ketangkasan membawa piring.
Tarian berikutnya adalah tarian rampak yang dimainkan oleh tiga orang penari laki-laki yang diiringi gamelan pencak silat. Babak berikutnya adalah mengajukan Tari Pasangan pakai alat yaitu Trisula dan Tongkat atau Toya yang terbuat dan bambu. Tari pasangan ini mempertunjukkan perkelahian dengan tehnik menyerang dan tehnik menangkis.
Pertunjukkan diakhiri dengan tari tunggal mempergunakan golok dengan atraksi kekebalan tubuh oleh sayatan dan bacokan golok sendiri. Biasanya ditambah dengan acara debus dengan menampilkan ketangkasan mengupas kelapa dengan gigi, menggesek-gesek golok ke leher dan anggota tubuh lainnya, berguling-guling di atas dun paku, memakan bohiam, bara api, menggoreng kerupuk diatas kepala dan mengeluarkan kelelawar dan mulut.

c. Tahap setelab pertunjukan
Tahap setelah pertunjukkan adalah tahap untuk membereskan semua perlengkapan yang digunakan baik yang melekat pada tubuh setiap pemain melepas peralatan-peralatan yang ada di panggung pertunjukkan.

D. Pemain dan Waditra Seni Patingtung
Pemain seni patingtung terdiri dan penari dan pengrawit. Penari dapat juga disebut sebagai pesilat, karena pada dasarnya pemain patingtung adalah anggota perkumpulan persilatan tertentu. Untuk menjadi penari dibutuhkan persyaratan tertentu, seperti:
a) Mengucapkan bismillah 5 x dan shalawan 5 x
b) Menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama seperti: mencuri, berzina, berjudi, mabuk.
c) Harus beragama Islam dengan mengucapkan Syahadat
Jumlah penari antara 10 15 orang dengan pembagian tugas sebagai berikut:
 Untuk membawakan tarian tunggal
 Untuk membawakan tarian sambutan
 Untuk membawakan tarian pasangan dengan menggunakan alat golok, trisula dan tongkat atau toya.
 Untuk membawakan tarian rampak
 Untuk membawakan tarian tunggal dengan menggunakan alat golok.
 Untuk membawakan tarian piring.
Sedangkan pengrawit adalah pemain yang memainkan seperangakat waditra yang terdiri dan 8 orang waditra. Waditra yang digunakan dalam seni patingtung adalah:
a) Kendang besar
b) Kendang kecil
c) Terompet
d) Gong dengan 3 macam ukuran
e) Ketuk
f) Kecrek
Selain waditra, juga terdapat peralatan tambahan untuk kelengkapan permainan, yaitu trisula, tongkat atau toya dan golok.

E. Busana Yang Digunakan Dalam Seni Patingtung
Busana yang digunakan dalam seni patingtung merupakan busana adat yang didominsai oleh warna hitam, yang terdiri dan baju, celana, lomar/ikat kepala dan ikat pinggang.
 Baju : Baju potongan kampret, yaitu baju potongan tanpa kerah, berkantung dua dibagain bawah kin dan kanan serta bertangan panjang.
 Celana : Celana potongan pangsi, yaitu celana dibuat tanpa kantong dan tanpa ikat pinggang.
 Lomar / Terbuat dan kain batik loreng, berbentuk IkatKepala segi tiga atau segi empat yang dilipat menjadi segi tiga.
 Ikat pinggang : Terbuat dan kain warna merah, berbentuk persegi panjang.




= Baca Juga =



SENI TRADISIONAL BANTEN: BELUK

Seni Beluk
     A.   Pengertian Seni Beluk
Beluk berasal dan akar kata Ba dan aluk. Ba artinya besar dan aluk artinya gorowok, atau dengan kata lain Aluk itu rnerupakan pemberitahuan pada tetangga sekampung (Atik, 1996 : 31 ). Dalam kenyataannya Beluk merupakan sajian sekar berirama bebas atau sekar irama merdeka yang menggunakan dinamika dengan ornarñenornamen dalam surupan tinggi, sehinnga berliku- liku atau meluk. Oleh karena itu kesenian Beluk merupakan seni tradisional yang erat hubungannya dengan kesusastraan wawacan yang menggunakan aturan pupuh. Pupuh yang biasa dipergunakan dalam kesenian Beluk Diantaranya Kinanti, Asmarandana, Dangdanggula, Sinom, Pangkur, Davina, Lambung, Ludrang. Magatru, Maskurnambang, Gambuh, Gurisa, dli. Ciri khusus kesenian beluk adalah aluknya, yakni suara petit atau jeritan yang tinggi. Kesenian ini sangat menjunjung tinggi budaya leluhur yang terikat pada ketatnya aturan dan tata cara baku yang turun- temurun.

B.        Fungsi Sent Beluk
Pada mulanya seni beluk hanya sekedar untuk menghibur din dan sebagai alat komunikasi. Tapi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat maka beluk berfungsi religius, sosial dan rekreatif (hiburan). Seperti seni tradisional lain, Beluk tidak lepas dan mitos atau legenda yang beranggapan bahwa dengan menyanyikan Beluk dalam acara syukuran bayi 40 han, pernikahan atau sunatan akan mendapat berkah selain hidupnya. Oleh karena itu pada prakteknya penyajian Beluk diawali dengan doa- doa dan sesajen.

C.        Sejarah Perkembangan Seni Beluk
Dilihat dan kajian histories- sosiologis, Beluk lahir di daerah Jawa Barat dan Banten pada masyarakat ladang, yaitu masyarakat yang menanam padinya dengan berhuma. Dahulu , karena daerahnya masih hutan belantara, jarak satu huma dengan huma lain berjauhan, oleh karena itu komunikasi antar petani menggunakan suara yang berfrekuensi tinggi (meluk) hingga terdengar saling bersahutan. Selain itu, hidup di hutan belantara, penduduk sering diganggu binatang buas, sehingga pernah anak yang barn berusia 5 han dimangsa binatang buas. Maka sejak itulah sebelum anak berumur 40 han selalu ditunggu secara bergantian, dan untuk rnenghiiangkan rasa kantuk mereka bernyanyi menghibur din secara bergantian dengan menggunakan suara tinggi, dan salah satu dan mereka membaca atau ningali guguritan pupuh. Suara yang dilantunkan dengan keras membuat binatang buas tidak berani mendekat. Selain menghibur din, dahulu beluk digunakan sebagai alat kornuLkasi yang dilakukan ketika berada di tengah laclang atau saat melewati hutan belantara, niereka bernyanyi untuk memberitahukan posisi masing- masing. Untuk itu, nyanyianpun tidak dengan bersenandung tapi dengan suara keras, dan yang mendengarnya akan menyahuti nyanyian tersebut.
Seiring dengan laju perkembangan, kesenian beluk semakin dibenahi dan diatur menjadi ceritera bersambung sesuai dengan aliran pupuh yang ditembangkan, dan semakin bervariasi setelah datangnya pengaruh wawacan. Sekarang ini kesenian Beluk digunakan dalam upacara 40 han kelahiran anak, pernikahan atau sunatan anak yang tentu saja Beluk ash (suara tingginya ) yang asalnya terdengar jauh sekali tidak lagi setinggi itu.

D.        Para Pemain Dan Waditra Seni Beluk
Pemain kesenian beluk jumlahnya tidak tentu, pada zaman dahulu minimal 12-13 orang. Pada pelaksanaannya kesenian Beluk dipimpin oleh seorang Dalang yang membacakan kalimat kalimat dalam wawacan secara bergiliran antara penembang yang satu dengan penembang lainnya. Penembang ini disebut Tukang Meuli, tukang meuli ini tidak ditentukan secara khusus, siapa saja dia antara pemain yang ingin meuli kalimat yang dibacakan oleh dalang. Disamping itu ada pula Tukang Naekeun yaitu petugas yang bertugas menaikkan nada nada yang sedang ditambangkan ke nada yang lebih tinggi, dan ini pun tidak ditentukan orangnya.
Dalam kesenian Beluk diperlukan adanya sesajen lengkap, sebab bila tidak dipenuhi seseorang yang ada baik penonton maupun pemain atau yang punya hajat bisa kesurupan yaitu tidak sadar din karena ke dalam dirinya menitis makhluk gaib atau makhluk halus. Adapun sesajen lengkap itu adalah

      a)      Parukuyan, sebuah tempat untuk arang yang berapi gunanya untuk membakar kemenyan.
b)      Cerutu 3 buah
c)       Tujuh macam rujak buah- buahan
d)      Air putih
e)      Air kopi
f)       Tektek yaitu ramuan sirih yang diberi bumbu lengkap
g)      Bunga tujuh warna
h)      Kelapa muda (dawegan)
i)        Gula merah
j)        Bakakak
k)      Tumpeng
l)        Bubur merah dan bubur putih 3 piring kecil
m)    Telur ayam kampung 3 butir
n)      Pisang kapas 3 buah
o)      Pisang emas 3 buah
p)      Gula batu
q)      Bawang merah 3 siung
r)       Bawang putih 3 siung
s)       Terasi
t)       Cabe merah 3 buah
u)      Tumis cabe gondol
v)      Urap ketan putih
w)    Kue ringan secukupnya
x)      Leupeut/ papais
y)      Buah— buahan
Sesajen lengkap ini disebut “Parawanten”

E Pola Permainan Seni Beluk
Kesenian Beluk biasanya dilaksanakan semalam suntuk yaitu sejak pukul 19.00 setelah shalat isya sampai menjelang subuh. Sepuluh han sebelum pelaksanaan, biasanya para pemain memelihara suaranya dengan minum ramuan jamu yang berkhasiat melegakan tenggorokan dan melakukan pantangan (tidak makan makanan berminyak dan beraroma bau ). Menjelang pelaksanaannya biasanya pimpinan memeriksa segala perlengkapan baik sesajen, wawacan dan seluruh pemain.
Sebelum acara dimulai terlebih dahulu yang punya hajat memberi sambutan maksud dipentaskan kesenian Beluk, dilanjutkan dengan ceramah tokoh masyarakat, lalu sambutan pimpinan kelompok tentang sejarah singkat kesenian Beluk, dan diakhiri dengan do’a dan pembakaran kemenyan yang dilanjutkan dengan meminta izin pada leluhur untuk hadir dalam penyajian kesenian Beluk serta minta maaf bila sesajen tidak lengkap, selanjutnya dengan membaca wawacan oleh dalang sebanyak 2 kali sebagai pembukaan. Setelah itu mulailah juru beluk atau tukang meuli mengembangkan bans demi bans kalimat yang dibacakan oleh dalang secara bergantian antara penembang yang satu
dengan yang lain, setiap akhir tembang diselingi dengan alok secara rampak atau disebut madakeun atau ngagoongkeun.
Tema yang disajikan disesuaikan dengan tujuan penyajian, apakah untuk syukuran kelahiran , pernikahan atau sunatan, maka wawacannya perlu disesuaikan. Sedangkan etika pelaksanaannya tidak hanya dilakukan di atas panggug tapi dapat pula dilakukan di tengah rumah atau di serambi rumah dengan duduk bersila dipimpin oleh seorang dalang yang harus benar-benar hafal patokan- patokan pupuh. Sebelum penyajian, seluruh penonton hams tertib tidak boleh ngobrol makan atau merokok. Sehingga kesenian Beluk dilaksanakan secar khusuk.

F. Busana Yang Digunakan Dalam Sent Beluk
Busana yang digunakan pemain adalah
a. Ikat kepala
b. BajuKampret
c. Sarung batik
d. Celana Pangsi

G. KetokohanDanDaerahPenyebaran Sent Beluk
Kesenian Beluk yang paling banyak penyebarannya adalah di Kabupaten Pandeglang, di Kabupaten ini tercatat 216 seniman tapi tanpa organisasi yang jelas, sementara seniman-seniman tersebut tersebar di setiap Kecamatan. Sedangkan di Cilegon terdapat dua perkumpulan Seni Beluk tepatnya di Kecamatan Pub Merak. Adapun di Kabupaten Serang terdapat perkumpulan Seni Beluk “Wangi Asih” tepatnya di Kecamatan Pontang pimpinan Bapak Yahya.




= Baca Juga =



http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html